Bogor (12/04/2014) – Untuk dapat merespon kejadian bencana dengan cepat dan tepat Pengambil Keputusan Bidang Kebencanaan memerlukan data dasar kependudukan yang dapat diakses secara cepat,mudah dan akurat. Misalnya ada pada kasus erupsi Gunung Kelud, data / informasi jumlah penduduk dalam zona bahaya harus segera dketahui untuk keperluan evakuasi penduduk, perencanaan bantuan, logistik dan keperluan lainnya. Sejak 2008 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan bantuan UNDP mengembangkan database kebencanaan dengan nama Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) yang dapat diakses oleh publik di alamat http://dibi.bnpb.go.id. Di sistem DIBI tersebut publik dapat mengakses data/informasi tentang kejadian bencana dan dampaknya yang tersedia data tahun 1815 sampai dengan saat ini. Untuk meningkatkan kemampuan DIBI tersebut pada tahun 2013, BNPB bekerja sama dengan BPS dengan fasilitator dari UNPFA meningkatkan kemampuan DIBI dengan menambahkan data BPS yaitu data Sensus Penduduk 2010 dan PODES 2011. Dengan tambahan data kependuduan tersebut maka publik dapat mengkombinaskan data kebencanaan dan data kependudukan untuk mendukung pengambilan keputusan dalam penanggulangan bencana.
Dari tanggal 11 sd 12 April 2014 BNPB dan UNFPA mengadakan pelatihan penggunaan Sistem DIBI dan Data Dasar Kependudukan untuk penanggulangan bencana. Pelatihan diikuti oleh 35 peserta peserta dari BNPB, Kementerian dan Lembaga Terkait (KEMENSOS, TNI/POLRI, BASARNAS, BIG, KEMEN PU, BPS), BPBD (Sumbar, Bengkulu, Sumsel, Jateng, Yogyakarta, Jatim, Bali, Sulut, Maluku dan NTT) dan UNFPA. Materi pelatihan meliputi:
- Ketersediaan data dan Informasi penanggulangan bencana di BNPB
- Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) dan Modul Data Kependudukan
- Aplikasi penggunaan data kependudukan untuk penanggulangan bencana.
- Penggunaan InaSAFE untuk menghitung jumlah penduduk terdampak pada radius tertentu dari Gunung.